Bayu Skak menjadi YouTuber pertama dari luar Jakarta yang berhasil menyabet Gold Button. Menurut dia, prestasi ini adalah buah konsistensinya selama lebih kurang tujuh tahun berkecimpung di kancah YouTube Tanah Air.
“Aku selalu yakin dengan konten YouTube-ku yang berbahasa Jawa. Aku percaya ciri khas itu punya pasarnya sendiri,” kata Bayu Skak usai pembukaan YouTube Pop-Up Space Jakarta, di Art1: New Museum, Gunung Sahari.
Dengan satu juta subscriber, lantas berapa duit yang diraup Bayu Skak tiap bulannya? Remaja 23 tahun ini menyebutkan pendapatan rata-ratanya dari AdSense maupun proyek-proyek lainnya sebagai YouTuber.
“Kalau dari AdSense rata-rata 2.000 dollar-lah (Rp 26 jutaan) sebulan,” ujarnya.
Banyaknya pendapatan dari AdSense ditentukan oleh cost per mille alias CPM, yakni bayaran yang diberikan ke para YouTuber tiap kelipatan 1.000 view pada konten video mereka.
Tiap negara memiliki CPM berbeda-beda, tergantung banyaknya pengiklan yang memanfaatkan platform YouTube untuk mempromosikan produk. Menurut Program Manager YouTube APAC, Niken Sasmaya, perkembangan YouTuber di Indonesia jauh lebih cepat ketimbang pengiklan yang memanfaatkan media tersebut.
“Kami punya beberapa program yang khusus untuk pengiklan supaya mau lebih banyak spending ke YouTube. Dengan begitu, penghasilan YouTuber juga bisa lebih tinggi,” Niken menuturkan.
Saat ditanya soal CPM YouTuber Indonesia saat ini, Niken enggan mengumbar. Ia berdalih angkanya akan terus berubah-ubah, menyesuaikan dengan kondisi pasar.
“Yang jelas, CPM itu biasanya naik waktu Ramadhan dan akhir tahun. Pada musim itu para pengiklan biasanya jor-joran pasang iklan. Lalu akan turun lagi pas awal tahun,” ia menjelaskan.
Bayu Skak sendiri tak serta-merta mengandalkan pendapatan dari AdSense. Ia juga bergabung ke sebuah Multi Channel Network (MCN) untuk menjangkau para brand atau pihak-pihak lain yang ingin bekerja sama.
“Kalau dari proyek-proyek dengan brand, biasanya rata-rata Rp 30 jutaan (setiap bulan),” ujar dia.